Selasa, 22 Agustus 2017

Sebenarnya apakah mungkin kita bersahabat dengan mantan pacar? (mengungkap sisi lain : Cinta Lama Bersemi Kembali)


Beberapa orang yang gua jumpai mengatakan, "oh ya pasti bisa dong. Kan kita ini nggak ingin cari musuh ya. Inginnya cari teman," begitulah kata mereka, dan mungkin menurut gua juga, (jaman dahulu kala). Namun kenyataannya setelah gua sendiri mengalaminya dalam beberapa kasus, memang rata-rata tak bisa dipungkiri bahwa persahabatan dengan mantan bukanlah suatu persahabatan murni. Bagaimanapun tentunya ada masih ada arus-arus listrik yang kemungkinan bisa mengalir dan kemudian nyambung kembali saat bertemu. Istilah bekennya, masih ada chemistry yang tiba-tiba muncul saat sering adanya kontak dan komunikasi.
.
Mungkin kita bisa menyangkal, ah, si dia kan sudah ada yang punya, begitupun dengan lo. Tetapi separuh hati lo tak akan bisa ditutupi dan disembunyikan, bahwa mungkin masih ada setitik perasaan lo padanya, begitupun dengan dia. Setitik, kedengarannya sangat sedikit, namun jangan diremehkan lho. Hanya karena nila setitik saja bisa rusak susu sebelanga.
.
Percaya atau tidak, persahabatan dengan mantan tak akan pernah menjadi sebuah persahabatan yang murni. Setidaknya pasti di saat lo atau dia sedang ribut dengan pasangan, maka  lo dan dia akan saling curhat dan berbagi perasaan. Nah, jika salah satu di antara lo ada yang merasa kecewa dan terluka, apa iya sih lo tega membiarkannya menangis dan sedih sendirian? Awalnya sih lo akan menelepon dia, kemudian menguatkan hatinya, memberi semangat. Ceritapun terus berlanjut, ia masih sedih dan dia berpikir bahwa pasangannya selingkuh. lo  pun turut bersimpati padanya, kemudian lo berdua janjian untuk bertemu satu sama lain. Dari situ Anda kemudian meremas tangannya lembut dan menunjukkan bahwa lo ada di sana untuk mendukungnya.
 .

 Tak berhenti di situ, ternyata pasangan si dia benar-benar kelewatan. Katanya sih dia itu kedapatan sedang bertelepon mesra dengan seseorang. Kecewalah, si mantan lo. Lalu, lo mengajak si dia bertemu, memeluk dan menyediakan bahu untuknya. Hangat, dan nyaman. Itulah yang dirasakan sang mantan saat itu. Rasanya bebannya berkurang, dan dia merasa ada semangat yang menguatkan dirinya. Dan di situ pula muncul kembali perasaan sayang. Dia pun berpikir bahwa ternyata Andalah orang yang tepat untuk mendampinginya. Ia menyesal telah putus dari lo. Dan, ternyata dengan kedekatan lo dengannya,lo merasa hal yang sama. Ingin selalu dekat dan melupakan pasangan lo. Bagi lo saat ini, pasangan adalah orang yang kurang mengerti. Tak terlalu perhatian seperti sang mantan.;
.
Dan.. Tet.. Tet.. Tot.. Tet.. Terjadilah sebuah perselingkuhan. Dan lo dan dia sepakat untuk mengakhiri hubungan dengan pasangan masing-masing (jika lo berani), atau malah memilih sembunyi-sembunyi dan menjalani cinta secara gerilya seperti jaman perang vietnam dulu.
.
Tapi kan tidak semua mantan yang bersahabat demikian?
.
Iya memang tidak semuanya sih. Beberapa di antaranya sih memang 'tampaknya' bisa bersahabat secara sehat. Namun tahukah lo bahwa di antara keduanya pasti ada rasa untuk saling menahan dan menekan perasaan masing-masing. Bullshit deh kalau hal itu sama sekali tidak terjadi. Tanpa disadari memang demikian kenyataan yang terjadi. Tetapi hal itu bisa jadi hal yang positif, karena itulah yang harus dilakukan oleh lo yang sudah punya pasangan. Jika bersahabat dengan mantan, berusaha sebisa mungkin untuk menjaga hubungan tersebut hanya sebatas mantan. Memang gua sendiri juga menyadari jika bicara saja memang mudah, tapi saat malakoninya baru terasa susahnya. Bahkan saat gua menuliskan notes ini, saya jadi ingat beberapa kejadian di masa lalu saat bersahabat dengan mantan, dan akhirnya chemistry di antara kami kembali terjalin. Oopss... saya cut di sini, karena kelanjutan ceritanya biar gua simpan di dalam catatan pribadi saya saja.
.
Ok, kita lanjut. Jadi apakah lo akan memilih bersahabat dengan mantan, maksud gua, persahabatan yang tulus?
.
Iya, dong!
(mungkin itu jawaban lo sekarang)
.
Jika memang lo memilih untuk bersahabat tulus dengan mantan, selalu ingat bahwa lo dan dia sudah berakhir. Bahkan saat ini mungkin lo dan dia sama-sama sudah memiliki pasangan. Jadi jika memang si dia punya masalah atau suatu unek-unek, sebaiknya berikan opini secara objektif bukan secara subjectif. Dan tentu saja, dalam hal ini harus benar-benar bisa untuk memposisikan diri lo sebagai sahabat, bukan mantan pacar.
.
Hal berikutnya juga perlu di ingat, hindari kembali mengingat-ingat kenangan yang pernah terjadi di antara lo dan si dia. Jika dia mulai mengungkit-ungkit lagi, katakan dengan sopan bahwa lo tak ingin mengingat kejadian di masa lampau.
.
Sebisa mungkin hindari pertemuan berdua, dan jangan membuka atau menceritakan masalah pribadi lo dengan pasangan. Ini sama saja dengan memukul genderang perang dan membuka lebar-lebar gerbang hati lo untuk sang mantan.
.
Tidak, tidak perlu bersahabat (mungkin itu jawaban lo berikutnya).
lo yang mungkin menyadari bahwa ternyata diri lo tak cukup kuat mengendalikan diri, sebaiknya jangan bersahabat terlalu dekat dengan mantan. Bukan berarti lo harus musuhan lho ya, tetap berteman namun jaga jarak lo sejauh mungkin.
.
Hindari pula kontak atau komunikasi yang terlalu intens dan akrab. Jika memang tak sengaja lo diharuskan semeja dengan si dia, bicarakan saja hal-hal umum dan hindari pembicaraan pribadi.
.
Kita memang tidak dilahirkan untuk mencari musuh, tetapi menutup erat gerbang hati untuk sang mantan akan lebih bijaksana jika lo atau si dia sama-sama masih memiliki komitmen dengan orang lain. Jika toh sama-sama single, ya bolehlah lo pikirkan kembali untuk memperbaiki apa yang pernah ada :)
.


Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti lo
http://priaalami.xyz/2017/08/23/sebenarnya-apakah-mungkin-kita-bersahabat-dengan-mantan-pacar-mengungkap-sisi-lain-cinta-lama-bersemi-kembali/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar