Daya tarik manusia pada masa sekarang ini rupanya, bukan hanya dengan melihat cara berjalan, bicara, suara, dan kemampuan berinteraksi yang menjadi daya pikat kepada lawan jenis. Ada banyak hal lain yang memang sudah alamiah menyebabkan perempuan tertarik pada lelaki atau sebaliknya.
Dan dengan ini saya memperkenalkan sebuah sisi ilmiah untuk daya tarik manusia, sebuah zat yang bernama : feromon, dimana zat ini merupakan salah satu substansi zat kimiawi yang diproduksi tubuh untuk kebanyakan jenis mamalia, termasuk manusia. Feromon dianggap sebagai bentuk komunikasi paling primitif sejak dulu, termasuk pada hewan. Zat kimiawi ini diproduksi oleh kelenjar endokrin tubuh.
Berbeda dengan hormon, feromon menyebar ke seluruh tubuh, dan hanya dapat dikenali oleh mahluk satu spesies. Dapat dikatakan, manusia belum tentu mampu mengenali feromon seekor monyet. Feromon juga berfungsi sebagai daya pikat seksual untuk lawan jenis.
Feromon pada manusia pertama kali ditemukan oleh Adolf Butentdnant, yang juga menemukan hormon estrogen, progesteron, dan testosteron.
Lantas, apa peran feromon pada respon sosial?
Feromon ada manusia tersebar lewat permukaan kulit ke udara, tidak bisa dibaui, dan hanya bisa dirasakan. Feromon menyentuh bagian pada penciuman dan mengantarkan sinyal ke hipotalamus, bagian otak yang berperan dalam perilaku termotivasi, inilah yang kemudian membuat respon individu berubah.
Para ahli kimia dari Huddinge University Hospital di Swedia malah mengklaim bahwa feromon juga punya andil dalam menghasilkan perasaan suka, naksir, cinta, bahkan gairah seksual seorang manusia pada manusia lainnya.
Feromon juga memiliki peran dalam mempengaruhi siklus haid. Sesama perempuan terkadang memiliki siklus haid yang berubah seiring perubahan rekannya. Ini disebabkan oleh feromon yang memperlambat siklus haid sehingga nampak bersamaan.
Selain feromon , terhadap beberapa hormon yang berkaitan dengan perasaan nyaman ataupun obsesif, seperti oksitosin, endorfin, dan serotonin.
Sementara penelitian dilanjutkan tentang kerja otak, hasilnya kadang-kadang mengejutkan. Kita tahu bahwa hewan memberi sinyal satu sama lain melalui bau, dan sekarang studi mulai menunjukkan bahwa hal yang sama mungkin berlaku pada manusia. Ada industri besar berpusat di sekitar bau, termasuk produk-produk seperti parfum, sabun, shampoo, deodoran, dan "minyak esensial" yang digunakan dalam aromaterapi. Dengan temuan saat ini mengenai feromon, orang sekarang membeli produk dengan feromon untuk meningkatkan daya tarik seksual mereka.
Apakah Feromon itu?
Feromon adalah "senyawa yang dikeluarkan oleh suatu organisme untuk menimbulkan reaksi tertentu dari organisme dari spesies yang sama". Feromon diketahui ada di antara binatang, khususnya serangga. Mereka dapat mengarahkan hewan untuk makanan, sinyal bahaya, menarik pasangan dan memicu perilaku seksual.
Feromon dan Hewan
Apakah Anda pernah melihat anjing mengendus satu sama lain? Saat mereka bertukar bau, mereka belajar tentang tingkat dominasi masing-masing, apakah mereka sedang berahi dan bahkan apa yang mereka makan untuk makanan terakhir mereka. Mereka melakukan ini dengan feromon. Feromon pada hewan pertama kali ditemukan pada tahun 1956 oleh tim peneliti Jerman, ketika mereka menemukan bahwa ulat kuat feromon bertindak sebagai atraktan seksual. Sejak itu, para peneliti telah menemukan bukti feromon pada lebah madu, semut dan mamalia termasuk tikus dan kelinci.
Feromon pada Manusia
Sebagai bukti bahwa feromon mempengaruhi perilaku pada hewan, para peneliti bertanya-tanya apakah feromon ada pada manusia, dan jika demikian, jika mereka mempengaruhi perilaku manusia. Pada tahun 1998, peneliti dari Universitas di Amerika menemukan "bukti definitif feromon manusia".
Kajian
ilmiah feromon
Studi menunjukkan bahwa ovulasi pada wanita dapat diatur oleh feromon manusia . Khususnya, senyawa tak berbau dari ketiak wanita mempengaruhi panjang siklus menstruasi pada orang lain. Pertanyaannya adalah, jika feromon ada untuk tujuan itu, apakah ada feromon lain pada manusia?
Industri Feromon
Sebuah industri telah berkembang di sekitar penemuan feromon pada manusia. Orang yang ingin meningkatkan daya tarik seksual mereka melihat ke produk-produk yang mengklaim mengandung feromon. Parfum dan cologne bagi perempuan yang ingin menarik laki-laki dan laki-laki yang ingin menarik wanita. Apakah produk ini bekerja?
Penelitian feromon terus berlanjut kawan.
Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page :Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup Anda.
Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda.
Salam revolusi cinta
Dan dengan ini saya memperkenalkan sebuah sisi ilmiah untuk daya tarik manusia, sebuah zat yang bernama : feromon, dimana zat ini merupakan salah satu substansi zat kimiawi yang diproduksi tubuh untuk kebanyakan jenis mamalia, termasuk manusia. Feromon dianggap sebagai bentuk komunikasi paling primitif sejak dulu, termasuk pada hewan. Zat kimiawi ini diproduksi oleh kelenjar endokrin tubuh.
Berbeda dengan hormon, feromon menyebar ke seluruh tubuh, dan hanya dapat dikenali oleh mahluk satu spesies. Dapat dikatakan, manusia belum tentu mampu mengenali feromon seekor monyet. Feromon juga berfungsi sebagai daya pikat seksual untuk lawan jenis.
Feromon pada manusia pertama kali ditemukan oleh Adolf Butentdnant, yang juga menemukan hormon estrogen, progesteron, dan testosteron.
Lantas, apa peran feromon pada respon sosial?
Feromon ada manusia tersebar lewat permukaan kulit ke udara, tidak bisa dibaui, dan hanya bisa dirasakan. Feromon menyentuh bagian pada penciuman dan mengantarkan sinyal ke hipotalamus, bagian otak yang berperan dalam perilaku termotivasi, inilah yang kemudian membuat respon individu berubah.
Para ahli kimia dari Huddinge University Hospital di Swedia malah mengklaim bahwa feromon juga punya andil dalam menghasilkan perasaan suka, naksir, cinta, bahkan gairah seksual seorang manusia pada manusia lainnya.
Feromon juga memiliki peran dalam mempengaruhi siklus haid. Sesama perempuan terkadang memiliki siklus haid yang berubah seiring perubahan rekannya. Ini disebabkan oleh feromon yang memperlambat siklus haid sehingga nampak bersamaan.
Selain feromon , terhadap beberapa hormon yang berkaitan dengan perasaan nyaman ataupun obsesif, seperti oksitosin, endorfin, dan serotonin.
Sementara penelitian dilanjutkan tentang kerja otak, hasilnya kadang-kadang mengejutkan. Kita tahu bahwa hewan memberi sinyal satu sama lain melalui bau, dan sekarang studi mulai menunjukkan bahwa hal yang sama mungkin berlaku pada manusia. Ada industri besar berpusat di sekitar bau, termasuk produk-produk seperti parfum, sabun, shampoo, deodoran, dan "minyak esensial" yang digunakan dalam aromaterapi. Dengan temuan saat ini mengenai feromon, orang sekarang membeli produk dengan feromon untuk meningkatkan daya tarik seksual mereka.
Apakah Feromon itu?
Feromon adalah "senyawa yang dikeluarkan oleh suatu organisme untuk menimbulkan reaksi tertentu dari organisme dari spesies yang sama". Feromon diketahui ada di antara binatang, khususnya serangga. Mereka dapat mengarahkan hewan untuk makanan, sinyal bahaya, menarik pasangan dan memicu perilaku seksual.
Feromon dan Hewan
Apakah Anda pernah melihat anjing mengendus satu sama lain? Saat mereka bertukar bau, mereka belajar tentang tingkat dominasi masing-masing, apakah mereka sedang berahi dan bahkan apa yang mereka makan untuk makanan terakhir mereka. Mereka melakukan ini dengan feromon. Feromon pada hewan pertama kali ditemukan pada tahun 1956 oleh tim peneliti Jerman, ketika mereka menemukan bahwa ulat kuat feromon bertindak sebagai atraktan seksual. Sejak itu, para peneliti telah menemukan bukti feromon pada lebah madu, semut dan mamalia termasuk tikus dan kelinci.
Feromon pada Manusia
Sebagai bukti bahwa feromon mempengaruhi perilaku pada hewan, para peneliti bertanya-tanya apakah feromon ada pada manusia, dan jika demikian, jika mereka mempengaruhi perilaku manusia. Pada tahun 1998, peneliti dari Universitas di Amerika menemukan "bukti definitif feromon manusia".
Kajian
ilmiah feromon
Studi menunjukkan bahwa ovulasi pada wanita dapat diatur oleh feromon manusia . Khususnya, senyawa tak berbau dari ketiak wanita mempengaruhi panjang siklus menstruasi pada orang lain. Pertanyaannya adalah, jika feromon ada untuk tujuan itu, apakah ada feromon lain pada manusia?
Industri Feromon
Sebuah industri telah berkembang di sekitar penemuan feromon pada manusia. Orang yang ingin meningkatkan daya tarik seksual mereka melihat ke produk-produk yang mengklaim mengandung feromon. Parfum dan cologne bagi perempuan yang ingin menarik laki-laki dan laki-laki yang ingin menarik wanita. Apakah produk ini bekerja?
Penelitian feromon terus berlanjut kawan.
Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page :Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup Anda.
Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda.
Salam revolusi cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar