Kalau Anda terbuai dalam perselingkuhan, jangan pernah berharap perselingkuhan tersebut berubah menjadi cinta sejati. Pasalnya, umumnya pria tak akan mengubah kisah selingkuhnya menjadi catatan cinta yang berarti bagi dirinya.
Dari dulupun saya sudah sering mengatakan mengatakan bahwa pada umumnya perempuan mulai menanyakan pasangan selingkuhnya mengenai arah hubungan. Padahal, kebanyakan pria jelas hanya ingin berselingkuh dan tak ingin membawa hubungan ke tahapan yang lebih serius. Ada sejumlah alasan yang menguatkan pria memiliki pendirian semacam itu :
1. Realitas membuktikan, perselingkuhan tak pernah berujung pada hubungan jangka panjang
Sejumlah penelitian yang ada banyak menunjukkan fakta, perselingkuhan nyaris tak pernah berubah menjadi hubungan jangka panjang. Hanya satu dari 10 perselingkuhan yang kemudian berubah menjadi komitmen serius. Kalaupun hubungan beralih menjadi kisah cinta, pada akhirnya komitmen ini berakhir pada perpisahan. Mengapa? Ini karena pasangan kehilangan rasa percaya. Pasangan yang berkomitmen setelah menjalani perselingkuhan tak akan saling percaya karena didasari pada pengalaman sebelumnya bahwa mereka pun pernah berselingkuh.
2. Perselingkuhan adalah hubungan yang maya, bukan hal nyata
Banyak pria yang meninggalkan karier, anak, dan keluarga demi mengejar perempuan seksi yang menjadi pasangan selingkuhnya. Namun pada akhirnya, pria melakukan konseling dengan profesional untuk memperbaiki hidupnya yang berantakan. Pria menyadari bahwa berselingkuh hanya membawa hidupnya semakin tak terarah. Perselingkuhan menjadi pelarian dari kondisi pernikahan yang kacau.
Saat pria melakukan konseling, hal yang kemudian direkomendasikan pakar adalah mencari solusi atas masalah hubungannya. Jika tak ada titik temu untuk menyelamatkan pernikahan, perpisahan memang menjadi jawaban, tetapi melanjutkan hubungan dengan teman selingkuh tak lantas jadi solusi berikutnya.
"Hubungan dan perselingkuhan ibarat apel dan jeruk. Dalam perselingkuhan, Anda tak berkomunikasi dengan orangtuanya, tidak membayar tagihan bersama, dan tidak membesarkan anak bersama. Anda tidak akan tahu rasanya menikah dengan seseorang hingga Anda menikahinya".
3. Anak-anak tak akan menyetujui pasangan selingkuh
Pria cenderung tak melanjutkan perselingkuhan menjadi hubungan berkomitmen karena meyakini anak-anaknya tak akan menerima pasangan selingkuhnya. Anda tak akan pernah bisa menyembunyikan perselingkuhan selamanya dari anak-anak. Saat anak beranjak dewasa, mereka akan membaca terjadinya perubahan dengan kehidupan orangtuanya. Jarang melihat orangtua bermesraan menjadi pertanda yang bisa dipahami anak. Anak yang semakin dewasa juga bisa mengenali gelagat orangtua yang tak lagi berhubungan seks. Anak perempuan juga cenderung sulit memaafkan ayah yang berselingkuh.
"Anak perempuan akan merasa dikhianati jika mengetahui ayahnya berselingkuh."
Jika pria bisa tegas untuk tidak melanjutkan perselingkuhan menjadi hubungan jangka panjang, Anda, sebagai perempuan, tentu juga punya kekuatan yang sama.
Pembaca yang baik pasti akan meninggalkan komentar atau sekedar like.
Salam revolusi cinta
Dari dulupun saya sudah sering mengatakan mengatakan bahwa pada umumnya perempuan mulai menanyakan pasangan selingkuhnya mengenai arah hubungan. Padahal, kebanyakan pria jelas hanya ingin berselingkuh dan tak ingin membawa hubungan ke tahapan yang lebih serius. Ada sejumlah alasan yang menguatkan pria memiliki pendirian semacam itu :
1. Realitas membuktikan, perselingkuhan tak pernah berujung pada hubungan jangka panjang
Sejumlah penelitian yang ada banyak menunjukkan fakta, perselingkuhan nyaris tak pernah berubah menjadi hubungan jangka panjang. Hanya satu dari 10 perselingkuhan yang kemudian berubah menjadi komitmen serius. Kalaupun hubungan beralih menjadi kisah cinta, pada akhirnya komitmen ini berakhir pada perpisahan. Mengapa? Ini karena pasangan kehilangan rasa percaya. Pasangan yang berkomitmen setelah menjalani perselingkuhan tak akan saling percaya karena didasari pada pengalaman sebelumnya bahwa mereka pun pernah berselingkuh.
2. Perselingkuhan adalah hubungan yang maya, bukan hal nyata
Banyak pria yang meninggalkan karier, anak, dan keluarga demi mengejar perempuan seksi yang menjadi pasangan selingkuhnya. Namun pada akhirnya, pria melakukan konseling dengan profesional untuk memperbaiki hidupnya yang berantakan. Pria menyadari bahwa berselingkuh hanya membawa hidupnya semakin tak terarah. Perselingkuhan menjadi pelarian dari kondisi pernikahan yang kacau.
Saat pria melakukan konseling, hal yang kemudian direkomendasikan pakar adalah mencari solusi atas masalah hubungannya. Jika tak ada titik temu untuk menyelamatkan pernikahan, perpisahan memang menjadi jawaban, tetapi melanjutkan hubungan dengan teman selingkuh tak lantas jadi solusi berikutnya.
"Hubungan dan perselingkuhan ibarat apel dan jeruk. Dalam perselingkuhan, Anda tak berkomunikasi dengan orangtuanya, tidak membayar tagihan bersama, dan tidak membesarkan anak bersama. Anda tidak akan tahu rasanya menikah dengan seseorang hingga Anda menikahinya".
3. Anak-anak tak akan menyetujui pasangan selingkuh
Pria cenderung tak melanjutkan perselingkuhan menjadi hubungan berkomitmen karena meyakini anak-anaknya tak akan menerima pasangan selingkuhnya. Anda tak akan pernah bisa menyembunyikan perselingkuhan selamanya dari anak-anak. Saat anak beranjak dewasa, mereka akan membaca terjadinya perubahan dengan kehidupan orangtuanya. Jarang melihat orangtua bermesraan menjadi pertanda yang bisa dipahami anak. Anak yang semakin dewasa juga bisa mengenali gelagat orangtua yang tak lagi berhubungan seks. Anak perempuan juga cenderung sulit memaafkan ayah yang berselingkuh.
"Anak perempuan akan merasa dikhianati jika mengetahui ayahnya berselingkuh."
Jika pria bisa tegas untuk tidak melanjutkan perselingkuhan menjadi hubungan jangka panjang, Anda, sebagai perempuan, tentu juga punya kekuatan yang sama.
Pembaca yang baik pasti akan meninggalkan komentar atau sekedar like.
Salam revolusi cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar