Banyak orang bilang jika “keinginan” itu sama artinya banyak kemauan.Keinginan bisa juga diartikan harapan yg dinanti-nanti,cita-cita yg dipupuk,mungkin baik kalau itu seiring jalan dengan penyadaraan apaadanya sehingga tak terpenuhipun tdk menyakitkan didalam hati/perasaan.
Kalau saja keinginan sekedar keinginan yg datar-biasa-sederhana barangkali hati kitapun tak diperkuat dengan daya upaya,gimana kalau keinginan yg bertujuan besar pastinya mempunyai dampak yg besar pula jika tak terpenuhi.
Ada kekaguman-ada kegembiraan-ada sukacita yg luar biasa kalau saja keinginan tidak melebihi atau saja dipahami setiap gerak kemunculannya dari batin yg “bebas”sehingga tiada lagi problem yang berarti saat keinginan bisa terpenuhi atau tidak.
Konflik dari segala macam keinginan,memang bertambah merusak batin ini karena diperkuat dgn keinginan itu sendiri. Keinginan yg terlahir dari alami-apaadanya kemunculannya menghadirkan semangat-sukacita yg bukan dari sesaat saja.Tetapi terus membawa dalam irama-irama suara didalam batin,karena bukan keinginan dari macam objek yg dicari,melainkan dari objek yg datang tanpa kita harapkan namun mampu memberikan kita keindahaan yg sudah ada dari bebasnya batin kita dari segala keinginan.
Sehingga memahami gerak keinginan,setiap kemunculannya baik adanya…!!thanks a’lot…tulisan&hantaran yg indah ini untuk memahami semua keinginan.
Setiap orang memiliki keinginan dan tidak ada kehidupan manusia tanpa keinginan. Kita memiliki banyak keinginan. Misalnya keinginan untuk memperoleh sandang, pangan, papan; keinginan untuk menguasai, memiliki, merasa aman, bahagia; keinginan untuk menjadi lebih baik, sabar, rendah hati; keinginan untuk hidup kekal, dst.
Apa itu keinginan? Keinginan muncul ketika kita memiliki gambaran tentang sesuatu di luar atau di dalam batin dengan segala sensasi yang ditimbulkan. Apakah ada keinginan tanpa sensasi? Pikiran menamai ketika melihat sesuatu. Proses penamaan itu sendiri menimbulkan sensasi tertentu. Ada rasa suka ketika anda melihat sesuatu yang menarik dan rasa tidak suka ketika melihat sesuatu yang tidak menarik. Lalu sensasi itu menggerakkan keinginan untuk menikmati atau tidak menikmati suatu objek.
Sensasi suka dan tidak suka pertama-tama ditimbulkan bukan oleh objek itu sendiri, tetapi oleh gambaran kita tentang objeknya. Sekalipun kita tidak melihat objek tertentu di luar, gambaran yang muncul tentang suatu objek dalam batin bisa mengobarkan sensasi tertentu. Bukankah tidak ada bedanya antara keinginan dengan pikiran atau gambaran dan sensasi-sensasinya?
Keinginan adalah energi sekalipun energi itu terbatas. Ketika keinginan muncul, saat itu pula ada daya upaya untuk memenuhi atau tidak memenuhi keinginan itu, untuk menerima atau menolaknya. Maka dalam setiap keinginan, ada konflik, pergulatan, pendisiplinan.
Keinginan menguat dalam hasrat, kerinduan, harapan, impian. Pemenuhan objek yang diinginkan membuat orang merasa puas. Begitu pula sebaliknya. Semakin kuat gambaran tentang suatu objek, objeknya makin menarik, dan gairah semakin terkobarkan. Apa jadinya ketika keinginan terpenuhi? Bukankah gairah itu lenyap dan objek tidak lagi bernilai?
Lalu apa yang kita lakukan ketika objeknya tidak lagi menarik? Kita membuang objek itu dan kita mencari objek lain sebagai pemuas keinginan. Kita akan bergairah dalam proses pemuasan keinginan. Ketika keinginan terpuaskan, objek tidak lagi bernilai. Lalu kita buang dan kita cari penggantinya. Begitulah objek pemuasan terus berganti-ganti dan tidak ada satu pun keinginan yang bisa dipuaskan, bukan?
Ketika orang tidak lagi puas dengan objek-objek duniawi, maka orang mencari objek-objek surgawi. Orang memiliki keinginan untuk menjadi bahagia, menjadi suci, lebih dekat dengan Tuhan, dst. Apakah kebaikan, kesucian, Tuhan bisa menjadi objek dari keinginan?
Setiap keinginan adalah proyeksi pikiran atas suatu objek. Maka keinginan duniawi atau surgawi, keinginan biasa atau luhur tidak ada bedanya. Gambaran tentang hal-hal yang dianggap luhur bisa menciptakan gairah tak terkira, namun gairah akan hal-hal luhur tidak ada bedanya dengan gairah akan hal-hal biasa. Selama hal-hal surgawi atau hal-hal yang luhur hanya sebagai persepsi pikiran, sekalipun memberikan sensasi-sensasi yang bisa mengobarkan gairah, itu semua tidak memiliki nilai kecuali sebagai pemuas keinginan.
Batin yang menjadikan keinginan sebagai pusat tindakan adalah batin yang statis, mekanis, terkondisi. Apakah kesucian bisa ditemukan dalam keinginan yang tidak berbeda dari batin? Apakah ada keinginan suci dan keinginan yang tidak suci? Bukankah semua keinginan tidak suci karena realitas kesucian berada di luar keinginan, di luar batin?
Kita sudah terbiasa mengganti objek-objek keinginan, menambah atau mengurangi. Proses itu kita sebut perubahan, pertumbuhan, kemajuan. Betapapun kita merasa maju, tetapi kebanyakan dari kita tetap tidak keluar dari belenggu api keinginan yang terus berkobar dan melalap objek-objeknya. Keinginan menjadikan objek hanya sebagai alat pemuasan dan makin memperkuat diri sebagai akar konflik.
Belenggu keinginan telah menciptakan berbagai problem kejiwaan. Keinginan membuat batin seperti kolam yang keruh. Maka mari kita bertanya bisakah kita bebas dari belenggu keinginan? Bukankah tidak ada orang yang bisa memusnahkan keinginan? Apakah anda merasa didera oleh keinginan dan anda ingin bebas dari keinginan? Bukankah anda tetap tidak keluar dari lingkaran keinginan?
Keinginan tidak bisa dan tidak perlu dimatikan. Kalaupun anda melakukannya, anda mematikan kehidupan karena tidak ada kehidupan tanpa keinginan. Keinginan untuk mencari sandang, pangan, papan adalah keinginan yang wajar. Keinginan seperti itu tidak menciptakan problem psikologis. Tetapi keinginan untuk menjadi bahagia, aman, pasti, suci telah menciptakan problem kejiwaan yang serius. Jadi bisakah kita bebas dari belenggu keinginan tanpa keinginan untuk memusnahkan keinginan itu sendiri?*
About desire, desire is the starting point of all achievement is not an expectation is not a chimera but a great desire that above all things vibrate.Love is not cheap and common words are spoken from the mouth to the Good things really come true and I hope also happy you continue to read the wise words should reply.wise words about the desire, achievement words, wise words of desire and expectation; initial desire of achievement;
Kalau saja keinginan sekedar keinginan yg datar-biasa-sederhana barangkali hati kitapun tak diperkuat dengan daya upaya,gimana kalau keinginan yg bertujuan besar pastinya mempunyai dampak yg besar pula jika tak terpenuhi.
Ada kekaguman-ada kegembiraan-ada sukacita yg luar biasa kalau saja keinginan tidak melebihi atau saja dipahami setiap gerak kemunculannya dari batin yg “bebas”sehingga tiada lagi problem yang berarti saat keinginan bisa terpenuhi atau tidak.
Konflik dari segala macam keinginan,memang bertambah merusak batin ini karena diperkuat dgn keinginan itu sendiri. Keinginan yg terlahir dari alami-apaadanya kemunculannya menghadirkan semangat-sukacita yg bukan dari sesaat saja.Tetapi terus membawa dalam irama-irama suara didalam batin,karena bukan keinginan dari macam objek yg dicari,melainkan dari objek yg datang tanpa kita harapkan namun mampu memberikan kita keindahaan yg sudah ada dari bebasnya batin kita dari segala keinginan.
Sehingga memahami gerak keinginan,setiap kemunculannya baik adanya…!!thanks a’lot…tulisan&hantaran yg indah ini untuk memahami semua keinginan.
Setiap orang memiliki keinginan dan tidak ada kehidupan manusia tanpa keinginan. Kita memiliki banyak keinginan. Misalnya keinginan untuk memperoleh sandang, pangan, papan; keinginan untuk menguasai, memiliki, merasa aman, bahagia; keinginan untuk menjadi lebih baik, sabar, rendah hati; keinginan untuk hidup kekal, dst.
Apa itu keinginan? Keinginan muncul ketika kita memiliki gambaran tentang sesuatu di luar atau di dalam batin dengan segala sensasi yang ditimbulkan. Apakah ada keinginan tanpa sensasi? Pikiran menamai ketika melihat sesuatu. Proses penamaan itu sendiri menimbulkan sensasi tertentu. Ada rasa suka ketika anda melihat sesuatu yang menarik dan rasa tidak suka ketika melihat sesuatu yang tidak menarik. Lalu sensasi itu menggerakkan keinginan untuk menikmati atau tidak menikmati suatu objek.
Sensasi suka dan tidak suka pertama-tama ditimbulkan bukan oleh objek itu sendiri, tetapi oleh gambaran kita tentang objeknya. Sekalipun kita tidak melihat objek tertentu di luar, gambaran yang muncul tentang suatu objek dalam batin bisa mengobarkan sensasi tertentu. Bukankah tidak ada bedanya antara keinginan dengan pikiran atau gambaran dan sensasi-sensasinya?
Keinginan adalah energi sekalipun energi itu terbatas. Ketika keinginan muncul, saat itu pula ada daya upaya untuk memenuhi atau tidak memenuhi keinginan itu, untuk menerima atau menolaknya. Maka dalam setiap keinginan, ada konflik, pergulatan, pendisiplinan.
Keinginan menguat dalam hasrat, kerinduan, harapan, impian. Pemenuhan objek yang diinginkan membuat orang merasa puas. Begitu pula sebaliknya. Semakin kuat gambaran tentang suatu objek, objeknya makin menarik, dan gairah semakin terkobarkan. Apa jadinya ketika keinginan terpenuhi? Bukankah gairah itu lenyap dan objek tidak lagi bernilai?
Lalu apa yang kita lakukan ketika objeknya tidak lagi menarik? Kita membuang objek itu dan kita mencari objek lain sebagai pemuas keinginan. Kita akan bergairah dalam proses pemuasan keinginan. Ketika keinginan terpuaskan, objek tidak lagi bernilai. Lalu kita buang dan kita cari penggantinya. Begitulah objek pemuasan terus berganti-ganti dan tidak ada satu pun keinginan yang bisa dipuaskan, bukan?
Ketika orang tidak lagi puas dengan objek-objek duniawi, maka orang mencari objek-objek surgawi. Orang memiliki keinginan untuk menjadi bahagia, menjadi suci, lebih dekat dengan Tuhan, dst. Apakah kebaikan, kesucian, Tuhan bisa menjadi objek dari keinginan?
Setiap keinginan adalah proyeksi pikiran atas suatu objek. Maka keinginan duniawi atau surgawi, keinginan biasa atau luhur tidak ada bedanya. Gambaran tentang hal-hal yang dianggap luhur bisa menciptakan gairah tak terkira, namun gairah akan hal-hal luhur tidak ada bedanya dengan gairah akan hal-hal biasa. Selama hal-hal surgawi atau hal-hal yang luhur hanya sebagai persepsi pikiran, sekalipun memberikan sensasi-sensasi yang bisa mengobarkan gairah, itu semua tidak memiliki nilai kecuali sebagai pemuas keinginan.
Batin yang menjadikan keinginan sebagai pusat tindakan adalah batin yang statis, mekanis, terkondisi. Apakah kesucian bisa ditemukan dalam keinginan yang tidak berbeda dari batin? Apakah ada keinginan suci dan keinginan yang tidak suci? Bukankah semua keinginan tidak suci karena realitas kesucian berada di luar keinginan, di luar batin?
Kita sudah terbiasa mengganti objek-objek keinginan, menambah atau mengurangi. Proses itu kita sebut perubahan, pertumbuhan, kemajuan. Betapapun kita merasa maju, tetapi kebanyakan dari kita tetap tidak keluar dari belenggu api keinginan yang terus berkobar dan melalap objek-objeknya. Keinginan menjadikan objek hanya sebagai alat pemuasan dan makin memperkuat diri sebagai akar konflik.
Belenggu keinginan telah menciptakan berbagai problem kejiwaan. Keinginan membuat batin seperti kolam yang keruh. Maka mari kita bertanya bisakah kita bebas dari belenggu keinginan? Bukankah tidak ada orang yang bisa memusnahkan keinginan? Apakah anda merasa didera oleh keinginan dan anda ingin bebas dari keinginan? Bukankah anda tetap tidak keluar dari lingkaran keinginan?
Keinginan tidak bisa dan tidak perlu dimatikan. Kalaupun anda melakukannya, anda mematikan kehidupan karena tidak ada kehidupan tanpa keinginan. Keinginan untuk mencari sandang, pangan, papan adalah keinginan yang wajar. Keinginan seperti itu tidak menciptakan problem psikologis. Tetapi keinginan untuk menjadi bahagia, aman, pasti, suci telah menciptakan problem kejiwaan yang serius. Jadi bisakah kita bebas dari belenggu keinginan tanpa keinginan untuk memusnahkan keinginan itu sendiri?*
About desire, desire is the starting point of all achievement is not an expectation is not a chimera but a great desire that above all things vibrate.Love is not cheap and common words are spoken from the mouth to the Good things really come true and I hope also happy you continue to read the wise words should reply.wise words about the desire, achievement words, wise words of desire and expectation; initial desire of achievement;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar