Rabu, 13 Januari 2016

Menghadapi masalah tidak harus dengan putus (apakah putus adalah solusi terbaik?)


Sebuah hubungan yang terlihat awet dan baik-baik saja tentu pernah mengalami masa pahit juga. Masalah pasti akan mendera sebuah hubungan. Mulai masalah sepele sampai masalah yang berat. Tapi mereka yang telah berhasil melaluinya berarti mereka bertahan karena rasa cinta satu sama lain. Siapapun tidak ingin bertemu masalah, termasuk sepasang kekasih. Tapi ketika harus mengalami ini, banyak yang harus bertengkar sampai adu pendapat untuk menyelesaikan masalah. Rasanya akan melelahkan bila problem dalam hubungan kamu nggak bisa teratasi. Bahkan ketika mulai bertengkar lagi, kata “putus” bisa keluar dari mulut siapa saja. Karena capek. Putus lewat cara ini hanya akan membawa sesal. Memang bisa diajak balikan, tapi kalau pasangan sudah terlanjur sakit hati? Maka kisah cinta akan berhenti sampai di sini. Tentu hal seperti ini tidak diharapkan bukan? Apalagi satu sama lain saling menyayangi. Akan sangat mengecewakan apabila ego lebih besar dari rasa cinta. Ada beberapa versi dalam menyelesaikan masalah dalam hubungan. Ada yang mencoba membicarakannya sampai tuntas dengan pasangan. Cara ini sangat baik agar tidak ada yang mengganjal lagi di hati masing-masing. Tapi usahakan untuk tidak menggunakan nada-nada tinggi yang seakan-akan mengajak bertengkar. Bicarakan baik-baik, tahan ego satu sama lain. Berpikirlah secara baik-baik agar masalah dapat selesai tanpa harus adu mulut. Cara lainnya adalah menjauhi pasangan. Ada beberapa tipe orang yang ntidak bisa membicarakan masalah saat sedang terjadi. Biasanya pria yang seperti ini. Mereka lebih suka menyendiri sementara waktu dan tidak mau diganggu kekasih yang mengajak debat. Ini bukan berarti mereka melarikan diri, melainkan memberi waktu untuk kepalanya berpikir jernih. Juga menahan egonya agar tidak merusak hubungan yang sedang dilanda masalah. Kalian bisa kembali bertemu satu sama lain ketika sudah tenang, dan membicarakan semuanya dengan baik. Jangan sampai sebuah masalah—apalagi masalah sepele—membuat hubunganmu berakhir. Masalah yang masih bisa diselesaikan tanpa perlu mempertaruhkan hubungamu, maka selesaikanlah. Tetapi jika memang masalah ini berat dan menuju pada perpisahan, maka berpisahlah dengan baik. Perdebatan memang selalu ada pada setiap hubungan percintaan. Perdebatan terjadi karena beda pendapat, beda pola pikir, beda agama, dan beda kepercayaan. Perdebatan bisa berakhir dengan putus cinta, tapi di zaman ini banyak orang memilih untuk break alias berpisah sementara. Kebanyakan orang berpikir lebih baik memilih break sementara daripada putus karena berpikir bahwa dengan break sementara, setidaknya nanti masih ada kesempatan untuk tetap melanjutkan hubungan tersebut. Setidaknya nanti masing-masing introspeksi, tapi ironinya tidak ada satupun pihak yang introspeksi karena menganggap pihak yang lainlah yang seharusnya introspeksi. Lalu alih-alih melanjutkan, mereka akhirnya tetap putus juga. Dengan memilih break sementara, Anda akan digantun. Hubungan kalian digantungkan di pihak yang paling tidak membutuhkannya. Bahkan seringkali, sama-sama menunggu siapa yang akan lebih dahulu mengucapkan sesuatu. Masalahnya, saat break, Anda dan pasangan membatasi diri satu dengan yang lain, dan ini sebenarnya malah membuat hubungan Anda semakin renggang. Break adalah pintu gerbang yang lebar untuk orang lain yang hendak masuk ke dalam hubungan kalian. Melihat orang ketiga yang lebih terlihat memiliki nilai yang tinggi daripada pasangan akan mengubah pandangan Anda terhadap pasangan. Ketika hubungan sedang renggang kemudian ada orang ketiga yang masuk, maka secara otomatis Anda pasti membedakan pasangan dengan orang ketiga tersebut. Berpikir siapa yang sebenarnya lebih baik? Apa selama ini konflik selalu terjadi? Dan pikiran lainnya. Karena Anda terus berpikir seperti itu pada saat break dan hadirnya orang ketiga. Keputusan Anda untuk menjalani hubungan lagi dengannya pun hilang. Begitu pun sebaliknya, jika dia mengalami hal yang sama dengan Anda. Break sementara hanya akan membuat Anda dan pasangan berpikir untuk apakah keputusan berpisah dengan Anda adalah keputusan yang tepat? Break hanyalah sarana meyakinkan diri untuk berpisah, bukan meyakinkan diri untuk menjalin kembali hubungan kalian. Ironis. Bukan pilihan yang tepat jika Anda memilih break sementara. Lebih baik putus daripada break sementara, karena saat break Anda menggantungkan perasaan dan status Anda pada pasangan. Dan belum tentu juga Anda bisa menjalin kembali hubungan itu. Putus dan move on adalah pilihan yang tepat. Lebih baik putus daripada Anda lelah mempertahankan hubungan yang sudah tidak berkualitas. Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page : Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup Anda. So.. Sudah sudahkah Anda mulai menyadarkan diri anda? Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda. Salam revolusi cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar