Senin, 11 Januari 2016

Sayang, nafsu, dan seks dalam bingkai perwujudan rasa cinta (jika ingin tahu dimensi-dimensi sebenarnya penyusun rasa cinta)

Dua hari diperjalanan rasanya sangat melelahkan, namun terasa sangat mengasyikan, ada kesenangan tersendiri didalamnya. Guci One Day bersama teman-teman, para riders cysers yang sangat solid dan bisa diandalkan. Banyak hal yang ingin saya bagikan disini kepada Anda sebagai penambahan kualitas diri Anda dari apa yang saya dapatkan melalui pengamatan lingkungan yang terjadi.
Dalam fase kehidupan kita pasti tidak lepas dar cinta, entah itu berbentuk ataupun tidak. Memang benar jika ada yang berkata bahwa kata cinta memang mengandung beribu makna. Dan terkadang kata cinta di alih maknakan dan disamakan dengan kata sayang, nafsu dan seks. Definisi kata-kata ini sebenarnya berbeda, dan disini Anda bisa membacanya pada ulasan tulisan pada notes saya terdahulu untuk mengetahui masing masing definisinya.

Pembahasan mengenai cinta ini memang sebuah pokok bahasan yang tidak habis-habisnya dan tak bosan-bosannya saya menulis tentangnya. Menulis tentang cinta, merupakan ketertarikan tersendiri, karena saya sendiri menginginkan sebuah cinta yang tulus dan murni, bukan sebuah cinta yang semu dan penuh kebohongan. Hal ini dikarenakan, kebanyakan dari kita, memberikan cinta yang "palsu, partial, dan bahkan penipuan atas nama cinta". Dengan bersembunyi dibalik kata "cinta", seseorang bahkan bisa menyengsarakan orang lain, bahkan dirinya sendiri. Sebenarnya orang-orang seperti mereka itu tidak sadar bahwa, persepsi tentang cinta yang dikenalnya selama ini sebenarnya "keliru". Bayangkan saja, bagaimana mungkin orang yang sudah memiliki kesalahan dalam mengartikan sesuatu bisa memahami keberadaan hal tersebut secara utuh?

Apa sih cinta itu? Menurut saya, cinta adalah sebuah perasaan yang disusun dari komponen-komponen perasaan yang lain. Sehingga Anda tidak dapat membahas apa itu cinta, karena harus menyimpulkan dari kumpulan-kumpulan perasaan yang menyusunnya.

Komponen-komponen yang menyusun cinta, antara lain perasaan suka, perasaan sayang, nafsu dan seks. Semua ini adalah komponen penyusun rasa cinta. sehingga jika seseorang mengatakan sayang belum tentu cinta. seseorang yang tertarik/bernafsu, belum tentu cinta. Cinta adalah sekumpulan perasaan diatas yang menyatu.

Yang sekarang menjadi kendala adalah dalam pengekspresian rasa cinta itu sendiri. Rasa sayang, suka pengekspresiannya mungkin bisa dalam bentuk verbal dan bisa diungkapkan dimana saja dalam situasi apa saja. Berbeda dengan pengekspresian rasa cinta yang berhubungan dengan nafsu dan seks, pengekspresiannya membutuhkan tempat dan waktu serta wadah yang tepat. Jika tidak, maka akan melukai cinta itu sendiri. Ini memang sebuah dilemma, jika cinta hanya diekspresikan dalam bentuk verbal (kata suka dan sayang), dan belum bisa mengekspresikannya dalam bentuk nafsu dan seks.

Setelah hal ini muncul pasti akan timbul pertanyaan sederhana : lalu bagaimana dengan ikatan "pacaran dan semacamnya" dimana kata cinta hanya terbatas pengespresiannya dalan kata suka dan sayang (dalam bentuk verbal)? Ini menunjukkan bahwa, ekspresi cinta dalam pacaran adalah ekspresi cinta yang tidak sempurna. Cinta hanya akan terekspresikan secara sempurna dalam sebuah ikatan pernikahan yang menghalalkan segala perasaan cinta (suka, sayang, nafsu dan seterusnya).
Cinta merupakan salah satu aspek psikologis. Dia termasuk salah satu dimensi dari perasaan (emosi) dasar manusia (suka, senang, benci, cinta dan bahagia serta perasaan lainnya). Tetapi, dalam faktanya cinta dapat mendatangkan segala jenis emosi, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan.

Dalam sebuah teori yang pernah saya baca mengemukakan bahwa cinta memiliki tiga dimensi dasar, yaitu hasrat (passion), keintiman (intimacy), dan komitment/keputusan (commitment/decision). Akan saya coba jabarkan masing-masing pengertian dan penerapannya dalam hidup kita.

Hasrat
(passion).
Dimensi ini menekankan pada intensnya perasaan serta perasaan (keterbangkitan) yang muncul dari daya tarik fisik dan daya tarik seksual. Pada cinta jenis ini, seseorang mengalami ketertarikan fisik secara nyata, selalu memikirkan orang yang dicintainya sepanjang waktu, melakukan kontak mata secara intens saat bertemu, mengalami perasaan indah serta melambung ke awan, mengagumi dan terpesona dengan pasangan, detak jantung meningkat, mengalami perasaan sejahtera, ingin selalu bersama pasangan yang dicintai, memiliki energy yang besar untuk melakukan sesuatu demi pasangan mereka, merasakan adanya kesamaan dalam banyak hal, serta tentu saja merasa sangat berbahagia.

Keintiman
(intimacy).
Dimensi ini tertuju pada kedekatan perasaan antara dua orang dan kekuatannya yang mengikat mereka untuk bersama. Sebuah hubungan akan mencapai keintiman emosional jika kedua pihak saling mengerti, terbuka, dan saling mendukung, serta bisa berbicara apa pun tanpa merasa takut ditolak. Mereka mampu untuk saling memaafkan dan menerima, khususnya ketika mereka tidak sependapat atau berbuat kesalahan.

Komitmen/Keputusan (commitment/decision).

Pada dimensi pengertian komitmen/keputusan, seseorang berkeputusan untuk tetap bersama dengan seorang pasangan dalam hidupnya. Komitmen dapat bermakna mencurahkan perhatian, melakukan sesuatu untuk menjaga suatu hubungan tetap langgeng, melindungi hubungan tersebut dari bahaya, serta memperbaiki bila hubungan dalam keadaan kritis.

Dimensi-dimensi diatas adalah dimensi dasar penyusun rasa cinta. Antara hasrat, keintiman dan komitment/keputusan adalah sebuah bentuk aplikasi cinta yang sempurna. Kehilangan salah satu dimensinya, akan mengurangi esensi dari cinta itu sendiri.
Memang cinta itu bukan hal yang sederhana, namun bukan juga hal yang rumit. Hanya bagi orang yang mengerti esensi perasaan ini saja yang akan benar-benar bisa menikmati keindahannya.
Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page :Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup Anda.

Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda.


Salam revolusi cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar