Setelah cukup lama tidak pulang ke kota yang lama tak pernah saya datangi, saya akhirnya bisa menikmati suasana kota ini kembali. Kota yang meninggalkan berbagai kenangan dan cerita disaat masa transisi kehidupan saya pribadi dimasa lalu.
Menyenangkan sekali bisa bermain di kota Semarang lagi. Keramaiannya, ketidakseragamannya. Yah ada macam-macam dandanan dan gaya, dari yang muka kaya jongos namun tampil dengan baju berharga jutaan rupiah yang dibeli di mall sampai jongos betulan. Ada yang cantik banget tanpa dandan, sampai yang jelek mampus tapi berdandan menor tak tahu diri... Wkwkwkwk..
Hari ini juga menyenangkan, karena saat saya dan teman saya sedang makan di salah satu mall dipusat kota, saya bertemu dengan sahabat yang sudah sejak 2007 tidak bertemu. Namun ketika bertemu kagetlah saya bahwa dirinya sudah memiliki pacar yang suangath cuantik abizz. Tentu saja saya berusaha tampil biasa aja, (untung nggak ketahuan, soalnya emang cantik, nggak pake dandan/alias cantik alami, pakaiannya sederhana dan sorot mata yang menyejukkan). Namun teman saya ini tidak bisa jaim. Ketika sahabat saya pergi setelah sedikit berbasa basi, teman saya mencak-mencak dan berharap pacarnya bisa ditukar secantik pacar sahabat saya tersebut.
Saya kira para pembaca mungkin sering mengalami masalah tersebut, yang jadi pertanyaan kenapa masalah itu terjadi. Kenapa hal itu bisa terjadi? Jawaban dari saya hanya ada dua hal. Konstruksi budaya dan biologis.
Pernahkah Anda melihat iklan-iklan yang ada di televisi. Perhatikanlah dengan seksama. Pertama-tama, bagilah iklan dalam tiga kategori. Kategori produk untuk pria, kategori produk untuk wanita dan yang terakhir produks untuk kedua jenis kelamin.
Namun saat ini saya hanya akan membahas dua kategori saja yakni untuk pria dan untuk wanita. Perhatikanlah bahwa hampir semua produk untuk pria dicitrakan untuk memperoleh wanita dan membuat wanita gembira. Sedangkan produk untuk wanita hampir semuanya dicitrakan untuk membuat wanita merasa dirinya "paling".
Entah paling cantik, paling pintar, paling disayang suami bahkan paling asik dan berdaya. Untuk pria, lihat bagaimana konstruksi sosial yang ditampilkan dengan agennya yang bernama iklan, membuat pria berhasil mendapatkan perempuan cantik. Sedangkan untuk perempuan iklan dicitrakan untuk membuat perempuan merasa "paling".
Akibatnya keberhasilan pria dalam sosial dinilai dengan bagaimana dia mampu mendapatkan seorang wanita yang sangat amat cuantik. Pria merasa bangga dengan keberhasilannya mendapatkan kecantikan dan penuh kemenangan. Kalau pakai pendekatan biologis, maka kejadian ini mewakili gen keturunan bahwa pria itu pemburu. Selama beratus ribu tahun, pria memfokuskan dirinya dalam perburuan gen yang ada itu terbawa hingga saat ini.
Dengan gen pemburu bagaimana pria bisa hidup di dunia urban ini. Perburuan itu yang paling penting adalah menunggu momentum, mengukur jarak dan bertindak. Maka sebagian besar olah raga yang disukai pria adalah sepak bola, golf, balapan dan semua olah raga yang merangkap kebutuhan-kebutuhan mengukur, menciptakan momentum dan bertindak. Ada lagi "olahraga" yang menyerupai itu, yakni mencari perempuan :p
Sebagai seorang pemburu menunjukkan keberhasilan berburu merupakan hal yang kedua menyenangkan setelah berburu itu sendiri. Secara gen, hal itu masih terbawa terus hingga saat ini. Perhatikan bagaimana pria suka menyombongkan saat-saat mereka bekerja dan kemudian berhasil. Contohnya coba dengarkan cerita anak-anak pecinta alam, sales, insinyur dan para gamers. Perhatikan cerita dari cowok, mereka menyombongkan keberhasilan mereka terhadap sebuah target. Begitu juga dalam hal perempuan, mereka mengarak hasil "buruan" mereka ke lingkungan sosialnya.
Terkadang sebagai seorang pemburu maka timbulah rasa bahwa dirinya mampu untuk menangkap buruan yang terbaik. Wajar saja jika pria merasa mampu tapi tidak dapat menangkap buruan yang sepadan, maka dirinya merasa malu. Nah itulah sebagian dari penjelasan biologis dan konstruksi sosial, suatu saat nanti saya akan bahas dari sisi psikologisnya.
Sedangkan jika di nilai dari bentuk perpaduan antara perburuan dan mengarak buruannya (wanita), maka pria secara tidak langsung mempertontonkan ego tertinggi mereka, perhatikan letak tangan dan juga dagunya, dari sisi tersebut kita bisa menilai ego yang sedang coba dipertontonkan.
Apalagi sekarang kaum pria sangat senang dengan aroma persaingan dan menang kalah. Hal itu sangat wajar dan biasa terjadi.
Sekarang masalahnya, apakah Anda hanya bisa berharap seperti itu ataukah mulai bangkit untuk berusaha mendapatkan angan terindah itu menjadi nyata dalam kehidupan Anda? Move on guys..
Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page :Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup Anda.
Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda.
Salam revolusi cinta
Menyenangkan sekali bisa bermain di kota Semarang lagi. Keramaiannya, ketidakseragamannya. Yah ada macam-macam dandanan dan gaya, dari yang muka kaya jongos namun tampil dengan baju berharga jutaan rupiah yang dibeli di mall sampai jongos betulan. Ada yang cantik banget tanpa dandan, sampai yang jelek mampus tapi berdandan menor tak tahu diri... Wkwkwkwk..
Hari ini juga menyenangkan, karena saat saya dan teman saya sedang makan di salah satu mall dipusat kota, saya bertemu dengan sahabat yang sudah sejak 2007 tidak bertemu. Namun ketika bertemu kagetlah saya bahwa dirinya sudah memiliki pacar yang suangath cuantik abizz. Tentu saja saya berusaha tampil biasa aja, (untung nggak ketahuan, soalnya emang cantik, nggak pake dandan/alias cantik alami, pakaiannya sederhana dan sorot mata yang menyejukkan). Namun teman saya ini tidak bisa jaim. Ketika sahabat saya pergi setelah sedikit berbasa basi, teman saya mencak-mencak dan berharap pacarnya bisa ditukar secantik pacar sahabat saya tersebut.
Saya kira para pembaca mungkin sering mengalami masalah tersebut, yang jadi pertanyaan kenapa masalah itu terjadi. Kenapa hal itu bisa terjadi? Jawaban dari saya hanya ada dua hal. Konstruksi budaya dan biologis.
Pernahkah Anda melihat iklan-iklan yang ada di televisi. Perhatikanlah dengan seksama. Pertama-tama, bagilah iklan dalam tiga kategori. Kategori produk untuk pria, kategori produk untuk wanita dan yang terakhir produks untuk kedua jenis kelamin.
Namun saat ini saya hanya akan membahas dua kategori saja yakni untuk pria dan untuk wanita. Perhatikanlah bahwa hampir semua produk untuk pria dicitrakan untuk memperoleh wanita dan membuat wanita gembira. Sedangkan produk untuk wanita hampir semuanya dicitrakan untuk membuat wanita merasa dirinya "paling".
Entah paling cantik, paling pintar, paling disayang suami bahkan paling asik dan berdaya. Untuk pria, lihat bagaimana konstruksi sosial yang ditampilkan dengan agennya yang bernama iklan, membuat pria berhasil mendapatkan perempuan cantik. Sedangkan untuk perempuan iklan dicitrakan untuk membuat perempuan merasa "paling".
Akibatnya keberhasilan pria dalam sosial dinilai dengan bagaimana dia mampu mendapatkan seorang wanita yang sangat amat cuantik. Pria merasa bangga dengan keberhasilannya mendapatkan kecantikan dan penuh kemenangan. Kalau pakai pendekatan biologis, maka kejadian ini mewakili gen keturunan bahwa pria itu pemburu. Selama beratus ribu tahun, pria memfokuskan dirinya dalam perburuan gen yang ada itu terbawa hingga saat ini.
Dengan gen pemburu bagaimana pria bisa hidup di dunia urban ini. Perburuan itu yang paling penting adalah menunggu momentum, mengukur jarak dan bertindak. Maka sebagian besar olah raga yang disukai pria adalah sepak bola, golf, balapan dan semua olah raga yang merangkap kebutuhan-kebutuhan mengukur, menciptakan momentum dan bertindak. Ada lagi "olahraga" yang menyerupai itu, yakni mencari perempuan :p
Sebagai seorang pemburu menunjukkan keberhasilan berburu merupakan hal yang kedua menyenangkan setelah berburu itu sendiri. Secara gen, hal itu masih terbawa terus hingga saat ini. Perhatikan bagaimana pria suka menyombongkan saat-saat mereka bekerja dan kemudian berhasil. Contohnya coba dengarkan cerita anak-anak pecinta alam, sales, insinyur dan para gamers. Perhatikan cerita dari cowok, mereka menyombongkan keberhasilan mereka terhadap sebuah target. Begitu juga dalam hal perempuan, mereka mengarak hasil "buruan" mereka ke lingkungan sosialnya.
Terkadang sebagai seorang pemburu maka timbulah rasa bahwa dirinya mampu untuk menangkap buruan yang terbaik. Wajar saja jika pria merasa mampu tapi tidak dapat menangkap buruan yang sepadan, maka dirinya merasa malu. Nah itulah sebagian dari penjelasan biologis dan konstruksi sosial, suatu saat nanti saya akan bahas dari sisi psikologisnya.
Sedangkan jika di nilai dari bentuk perpaduan antara perburuan dan mengarak buruannya (wanita), maka pria secara tidak langsung mempertontonkan ego tertinggi mereka, perhatikan letak tangan dan juga dagunya, dari sisi tersebut kita bisa menilai ego yang sedang coba dipertontonkan.
Apalagi sekarang kaum pria sangat senang dengan aroma persaingan dan menang kalah. Hal itu sangat wajar dan biasa terjadi.
Sekarang masalahnya, apakah Anda hanya bisa berharap seperti itu ataukah mulai bangkit untuk berusaha mendapatkan angan terindah itu menjadi nyata dalam kehidupan Anda? Move on guys..
Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page :Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup Anda.
Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda.
Salam revolusi cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar