Minggu, 10 Januari 2016

kembali belajar masalah cinta ketika masih remaja (lebih menghargai arti cinta saat dewasa)

Gara-gara diminta untuk mengisi materi talk show tentang seputar kehidupan remaja di sebuah SMU atas permintaan dari sebuah radio, membuat saya jadi kembali mengenang kehidupan romansa jaman SMU dulu. Setelah dipikir-pikir, jadi anak SMU itu punya beberapa kualitas yang lebih baik daripada orang yang berumur 20an, 30an dan jelas 40an - up. Beberapa kualitas anak SMU yang paling bikin sampai saat ini paling berkesan adalah bagaimana mereka memecahkan masalah cinta.
Spesial saat untuk notes kali ini akan saya bahas sepenggal kekuatan anak SMU yang perlu orang dewasa contoh.

Kualitas pertama adalah menganggap kisah cinta sebagai hal yang penting. Perhatikan saja, terkadang keluguan annak SMU membuat cinta diatas segalanya. Saat itu rasanya memang bener banget, tapi seiring banyaknya pengalaman hidup dan umur serta "kebutuhan", membuat orang dewasa menjadi melibatkan banyak hal dalam kisah cinta. Entah harta, kekuasaan, pangkat, status, seks, pandangan masyarakat dan lain sebagainya. Ribet booo..!
!
Kualitas kedua adalah kebanyakan anak SMU tidak malu mengakui bahwa mereka telah jatuh cinta. Mereka bangga bisa bercerita segala sesuatu tentang kisah cintanya. Kelihatannya bodoh bukan? Tapi ini adalah suatu kualitas yang menarik. Karena tidak malu, maka mereka mau belajar dan mencoba. Berbagi dengan orang lain dan mendapat masukan. Kadang-kadang orang dewasa malu untuk mencari tahu apa masalahnya. Tapi baguslah, kalau tidak, siapa yang baca notes-notes saya ini..
Wkwkwkwkwk.. :p
Kualitas yang lain adalah kreatif. Dengan segala keterbatasan uang yang mereka miliki, mereka bisa mengalokasikan duit mereka untuk pacaran. Dari minjem motor temen buat ngapel, minjem computer orang untuk buat puisi, belajar kemampuan baru untuk menyenangkan pasangan (belajar dandan, belajar nipu orang tua bwt minta duit, belajar manjat pohon buat nyelinap ke kamar doi, dsb)... Kreatif bukan?
Beda banget sama orang dewasa yang ujung-ujungnya selalu bersungut-sungut kalau keinginannya tidak tercapai. Paling-paling ujungnya menyalahkan gaji yang kecil jadi nggak bisa ngapa-ngapain.

Yang paling saya kagumi setelah saya perhatikan dari anak SMU adalah kemampuan mereka beradaptasi. Dan ini yang makin sulit dilakukan oleh orang dewasa. Dengan segala keterbatasan mereka tetep punya cara untuk menjamin pasanganya bahagia. Adaptasi yang dilakukan bisa macam-macam. Mereka bisa bikin ruang kelas jadi romantis. Rooftop tempat kursus jadi tempat candle night dinner. Bahkan saya melihat berita di televisi, mereka bisa menggunakan kamar mandi umum buat ML karena keterbatasan akses kamar dirumah dan nggak punya duit buat kamar hotel. Luar binasa..
!!
Kita sebagai orang dewasa mulai berkurang hasrat untuk menembus batas level tertinggi seperti anak-anak SMU alasannya malu sama umur, sudah bukan waktunya. Merasa sudah tahu ujung pangkalnya. Padahal hal-hal tersebut membuat kita tidak lagi bisa mengalami perasaan penuh sensasi seperti anak SMU dulu. Kecupan pacar membuat takut sikat gigi seharian, karena rasanya jadi hilang.
Sekarang jadi orang dewasa kadang-kadang "cuma" bersungut-sungut aja kalo dicium "yaaah.. Koq cuma dicium" kita jadi tidak bersyukur, berbeda bukan dari anak SMU? Mereka ngerti rasanya untuk bersyukur :p
Kita dulu bisa maka sekarang pastinya tetap bisa kan?
(kalau dulu belum pernah? Yah coba sekarang..!! Dulu saat SMU waktunya cuma digunain buat ngerjain PR melulu yah?)
Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page :Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup Anda.

Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda.


Salam revolusi cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar