Minggu, 10 Januari 2016

Punya rencana nikah muda? Sudah merasa yakin? (seputar manifestasi dalam pernikahan)

Belakangan ini rasanya undangan pernikahan banyak sekali datang kerumah, dan herannya banyak diantara mempelai memiliki umur yang masih relatif muda, bagi para pecinta muda yang ingin menikah satu pertanyaan untuk kalian : apa yang sebenarnya Anda pikirkan?
Saya sekali-kali ingin ngasih solusi masalah cinta tentang pernikahan kepada Anda. Sebenarnya sudah saya coba untuk mengeksplorasi bidang atau tema yang sebenarnya kalau bisa saya hindari, tapi kayaknya saya sudah tidak bisa kabur lagi, karena sudah banyak kenyataan sosial yang selalu membenturkan kita dalam masalah ini. Bahwa kenyataanya bentuk manifestasi dari cinta adalah mampu membina hubungan yang tidak pudar dimakan waktu. Ironisnya, sedikit sekali pelaku hidup bersama atau cohabitors yang mampu menjalin hubungan yang kekal. Ada, tapi sangat sedikit. Sedangkan yang berlindung pada institusi pernikahan berhasil mempertahankan pernikahan mereka sampai akhir hayat mereka.

Akan saya coba jabarkan kepada Anda bahwa didalam pernikahan, ada beberapa tugas yang penting dilakukan oleh pasangan yang menikah. Beberapa tugas bisa kita pecah-pecah ke dalam beberapa aspek yang harus dipahami dan dipersiapkan oleh pasangan Anda (saya yakin pembaca tidak perlu untuk mempersiapkan apa-apa karena yang mau nikah kan pasangan Anda. Anda hanya ikut aja, biar dia happy).
*. Hubungan = Komitmen.
Mengacu pada bagaimana dan sejauh mana nilai hubungan perkawinan dan niat pasangan untuk memelihara kelangsung perkawinan. Komitmen di sini urusannya bukan hanya sebatas mempertahankan tapi juga mengembangkan menjadi lebih erat dari masa ke masa. Jadi pernikahan dasarnya bukan lagi eros tapi komitmen. Bayangkan betapa membosankannya hidup Anda jadinya. Demi komitmen aku rela... Rela untuk apa saja... Contohnya : rela menjadi membosankan.
Wkwkwkwkwk...
Lha koq bisa menjadi membosankan? Bagaimana tidak... Sekarang coba bayangkan saja, saat umur kita masih muda yang sebenarnya waktunya bisa digunakan untuk berexplorasi lebih jauh, tiba-tiba harus dibebani tentang tanggung jawab rumah tangga, seperti : bayar listrik rumah, beli ini itu... Dan itu adalah rutinitas yang tidak bisa ditinggalkan atau diabaikan begitu saja.
*. Merawat perasaan.
Yang saya maksudkan disini adalah jenis ikatan emosional yang mengikat para pelaku pernikahan bersama-sama.

Istilah "cinta," biasanya sangat dekat dengan fungsi "saling merawat" ini. Entah merawat perasaan atau sesuatu dibawah sana. Merawat keturunan juga... Duuuhhh.. Repotnya...
"Mencintai dan menghormati" merupakan bahan dasar untuk melakukan perawatan terhadap pasangan dan hubungannya. keberhasilan perkawinan sangat ditentukan oleh perhatian yang tercurahkan terhadap pasangan dan hubungan pernikahan. Jadi kalau Anda terlalu sibuk sama pekerjaan Anda, maka perhatian Anda mayoritas tersedot ke pekerjaan, sehingga tidak akan berhasil memberikan perhatian yang penuh pada pasangan Anda. Konsekuensi logisnya kalau Anda mau selingkuh? Silahkan.. Tapi resiko dan dosa ditanggung sendiri. Dengan begitu pula sama saja Anda telah menghianati ikatan perkawinan Anda dengan pasangan (istri/suami). Yang tidak selingkuh saja masih merasa kesusahan untuk menjaga perhatian yang intensitasnya harus tetep penuh, karena dengan intensitas perhatian yang baik dan terjaga oleh masing-masing pasangan, maka dijamin aman pernikahannya.
*. Komunikasi.
Banyak orang yang sering salah artikan tentang komunikasi dalam sebuah pernikahan, sangat berbeda sekali bentuk komunikasi saat Anda pacaran dan saat sudah ada dalam ikatan pernikahan. Komunikasi yang saya maksudkan disini adalah kemampuan untuk "berbagi arti", baik secara verbal dan nonverbal bahkan simbolis. Memang sih, komunikasi tidak dipandang sebagai obat mujarab, melainkan berfungsi sebagai alat untuk bisa lebih mengefektifkan serta menguatkan hubungan pernikahan. Celakanya hampir semua perceraian muncul dari pola komunikasi yang tidak kita sadari, yakni non verbal dan simbolis. Akan saya coba jelaskan, setiap pasangan pasti akan merasa mengenal bahasa tubuh atau isyarat gerak tanpa sadar dari lawan jenisnya, contohnya : saat Anda sedang berbohong ketika ditanya pasangan Anda selalu tak berani memandang kearahnya. Ini adalah contoh bahasa non verbal. Contoh dari bahasa simbolis seperti : biasanya ketika pulang kerja baju Anda masih rapi, tapi tiba-tiba Anda pulang dengan baju yang sudah sedikit kusut, itu akan diterjemahkan dengan "sesuatu" oleh pasangan Anda.
Bentuk-bentuk bahasa non verbal dan simbolis seperti inilah yang kerap kali menjadi pemicu retaknya bahkan hancurnya sebuah ikatan pernikahan.
Jadi guys, kalau masih pengen pada mau menikah muda, coba perhatikan dan latih bahasa tubuh Anda. Selalu tampil misterius biar kalau bikin dosa, susah nebaknya.
.. Wkwkwkwkwk...
*. Menejemen konflik dan kompromi.
Saya ingat sekali dulu ada satu mata kuliah yang sangat saya sukai tentang manajemen konflik (Fisip). Dan ternyata ini juga bisa diterapkan dalam dunia romansa. Banyak penjabaran tentang hal yang satu ini, namun saya hanya akan sampaikan perihal yang bersinggungan langsung dengan romansa. Yang diperlukan dalam sebuah hubungan adalah sejauh mana pasangan-pasangan mampu mengenali dan berurusan terhadap perselisihan dan sakit yang tak terelakkan dalam setiap hubungan intim, interpersonal dan lain-lain. Sayangnya kalau Anda mengharapkan cinta abadi, maka konflik serta kompromi akan abadi selamanya. Jika ada salah satu pelajaran yang terpaksa harus saya telan dari tahun-tahun yang lalu, penelitian tentang relasi interpersonal itu adalah bahwa perkawinan langgeng adalah hasil dari kemampuan pasangan untuk menyelesaikan konflik yang tak terelakkan dalam kondisi pasang surut hubungan yang seperti apapun. Kalau Anda bekerja sebagai "negoisator" saya jamin Anda akan mampu membina hubungan pernikahan sampai akhir hayat nanti, walaupun Anda sering bikin dosa tuh :p
Namun masalahnya sekarang, tak semua orang lihai dalam memanajemen konflik yang ada, karena itulah butuh untuk melibatkan pasangan, dan juga latihan. Seperti apa latihannya? Contoh sederhana : saat akan menghadiri undangan bersama pasangan, pasti sering ribut untuk busana apa yang akan dikenakan. Dalam hal ini masing-masing mulailah belajar saling mengalah 50-50, 60-40 sampai 100-0. Secara tidak langsung itu akan menurunkan tingkat ego.
*. Kontrak.
Kontrak merupakan himpunan harapan yang eksplisit, tersirat, atau ditulis dalam perjanjian yang diadakan oleh para pengantin. Contoh yang paling jelas adalah perjanjian pranikah tentang pembagian harta. Nah ini yang agak repot kalau Anda langgar Anda bisa masuk bui. Jadi kalau masih berpikir bisa main-main pada waktu menikah, jangan pernah buat kontrak apapun dengan pasangan, bisa mati gaya Anda nanti.

Jadi pertanyaannya sekarang adalah : apakah Anda yakin masih mau nikah muda?
Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page :Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup Anda.

Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda.


Salam revolusi cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar